Bagaimana Menulis Opini???
Halo sobat rimba...!!!
Bagaimana kabar hari ini?
Senang bisa menyapa sobat rimba semua.
Siang ini saya saya ingin berbagi pengalaman saya dalam
menulis opini di media.
Menulis sebenarnya adalah kemampuan basic yang semua orang
bisa, banyak orang beranggapan menulis adalah aktivitas yang sulit dikerjakan.
Tapi sejatinya menulis sama hal nya dengan berbicara, tak sulit jika terbiasa.
Kemampuan menulis seseorang akan berkembang seiring jam terbangnya.
Sebelum masuk kemateri, mungkin sobat rimba ada yang belum
paham tentang opini. Banyak orang yang menyamakan antara opini dan artikel.
Namun sejatinya ada sedikit perbedaan di keduanya. Untuk artikel, biasanya
lebih mengedepankan data dan sumber. Memang ada beberapa artikel yang
memasukkan opini penulis di dalamnya, namun secara umum, artikel lebih
bersumber ke pakar. Sedangkan opini
lebih ke pada sebuah penilaian situasi tertentu dari sudut pandang penulis.
Jadi lebih subyektif namun tetap base on data, sehingga opini kita tetap
kredible.
Banyak teman yang mengeluh kepada saya, bahwa mereka sulit
menentukan tema tertentu. Sebenarnya ini masalah pengamatan. Lebih sering kita
mengamati lingkungan sekitar, maka ide ide menulis pun akan semakin banyak.
Contohnya ketika teman teman berada pada lingkungan kampus
yang notabene berpendidikan, namun masih banyak sampah bergeletakan sembarang,
entah itu di gazebo, atau student corner yang biasa digunakan untuk mahasiswa
bercengkrama saat istirahat.
Dari situasi tersebut teman teman bisa menarik satu ide
penulisan opini “hubungan tingkat pendidikan dengan kesadaran membuang sampah
pada tempatnya”.
Atau ketika teman teman melihat kakak tingkat yang kejam
saat ospek dan selalu menakut nakuti keberlangsungan perkuliahan kalian jika
tidak mengikuti ospek, kita bisa mengambil ide tulisan dengan tema “hubungan
ospek dengan keberlangsungan kegiatan belajar mengajar, teman teman bisa
mengamati teman yang membolos, sakit, atau memutuskan keluar kampus dengan
kekejaman ospek tersebut. Gimana ?mudah bukan. Intinya adalah mengamati
lingkungan.
Teman teman juga bisa membuat opini dengan topik hari
peringatan tertentu. Contohnya opini yang saya buat untuk memperingati
menstrual hygient day 25 Mei Kemarin. Berikut opini saya yang saya tulis untuk
memperingati MHD dengan judul menstruasi dan putus sekolah.
Hal yang saya lakukan pertama kali ketika akan menulis opini
tersebut adalah riset. Biasanya saya membutuhkan waktu satu hari untuk
mengumpulkan sumber sumber terkait suatu topik tulisan.
Berhubung topik tersebut tidak saya dalami saya membutuhkan
waktu lama untuk mengumpukan informasi terkait topik tersebut.
Membekali diri dengan wawasan sangat penting untuk menunjang
bobot tulisan kita. Semakin kita banyak mendapatkan sumber, tulisan kita akan
semakin kaya akan informasi. Sumber nyata berupa pelaku atau pemeran utama
dalam tulisan juga penting untuk menguatkan isi tulisan.
Hal yang pertama yang kita lakukan setelah melakukan riset
dan memperkaya pengetahuan adalah membuat kerangka tulisan. Contoh tulisan saya
bisa di akses pada laman berikut. https://lampungpost.id/kolom/menstruasi-dan-putus-sekolah/
Memang tidak semua penulis membuat kerangka terlebih dahulu,
tapi untuk saya, kerangka tulisan penting guna mengatur arah tulisan kita agar
pembahasannya on topic dan tidak melebar. Istilahnya seperti rambu rambu.
Nah setelah kerangka rampung, mari mulai menulis.
Teman teman bisa lihat di dalam opini saya tersebut saya
membuka kalimat dengan menceritakan kisah perundungan yang dialami irma. Irma
ini bukan sosok fiktif, saya melakukan wawancara langsung dengan si anak, dalam
masa pengumpulan sumber dan informasi. Pemunculan sosok utama ini membantu
menguatkan opini kita, bahwa topic yang kita bawakan memang sangat penting
untuk di bahas. Nah, Gaya yang saya gunakan dalam membuat pembukaan tersebut adalah
gaya feature atau gaya menulis yang lebih seperti cerita. Gaya ini selalu saya
gunakan karena lebih bisa membantu pembaca mendapatkan penggambaran real saat
membaca tulisan ini.
Sampai disini kita harus tetap on topic, jika mulia
melenceng dan melebar pembahasannya, lihat lagi kerangka yang telah kita buat,
bagian pembuka ini rentan sekali, karena banyak orang memberikan penjelasan
yang telalu melebar dari topik yang akan ditulis.
Langkah selanjutnya masuk kepada bagian inti tulisan.
Inti atau tubuh tulisan ini bergantung topik yang akan kita
angkat. Di dalam opini yang saya kirimkan tadi saya mengangkat isu hubungan
anak anak perempuan yang putus sekolah atau absen sekolah karena menstruasi,
sehingga tubuh tulisan saya berisi sebab sebab problem tersebut muncul. Saya
mengupas secara detail dengan menambahkan data data dari instansi terkait (nah
disini fungsi riset kita).
Setelah pemaparan selesai, langkah selanjutnya adalah
mencari benang merah dari seluruh tulisan yang kita buat untuk di jadikan
kesimpulan dalam opini kita. Biasanya bahasan ini diletakan di paragraf
terakhir. Oh ya, usahakan selalu memasukkan solusi di dalamnya, jadi tulisan
kita tidak hanya sebagai bentuk kritisi, namun juga bisa sebagai rujukan tindak
lanjut problem yang kita angkat.
Terakhir, membuat judul. Saya selalu menulis judul di akhir
sesi. Hal tersebut untuk mayakinkan diri saya sendiri bahwa judul yang saya
buat relevan dengan isi tulisan saya.
Oh ya teman teman jangan sungkan untuk memberikan hasil tulisan
untuk di baca orang lain ya, selain meningkatkan kepercayaan diri, kita juga
bisa tahu dimana kurangnya tulisan kita. Karena terkadang kesalahan dalam
penulisan, entah itu typo atau ketidak paduan paragraf baru kita sadari setelah
orang lain membaca.
Nah gimana temen temen, semoga yang sedikit tadi bisa
diterima, materi ini tidak bermaksud menggurui, saya sangat terbuka dengan kritik
saran atau diskusi lain. Mulailah menulis, dan tunjukkan kontribusimu untuk
bumi. Mulailah menulis dan kamu akan
abadi.
Salam
Rimbawan Penulis
Tidak ada komentar