Breaking News

Penangkaran Rusa di Unila

Rusa di Penangkaran Rusa Universitas Lampung


Rusa merupakan salah satu satwa liar yang penting dan dilindungi di Indonesia menurut undang-undang Ordonasi dan Peraturan Perlndungan Binatang Liar Tahun 1931 No. 134 dan 26. Di indonesia banyak sekali jenis rusa, dua diantaranya adalah rusa sambar (Cervus unicolor) dan rusa timor (Cervus timorensis). Kedua jenis rusa tersebut dapat dilihat dengan mudah di kebun – kebun binatang di Indonesia.  Jenis rusa tersebut banyak di konservasi di luar habitat aslinya atau biasa disebut dengan metode konservasi ex-situ.

Usaha konservasi kedua jenis rusa tersebut secara ex-situ juga dilakukan di Lampung, dalam bentuk penangkaran.  Penangkaran rusa yang banyak dikunjungi di Lampung salah satunya adalah penangkaran rusa milik Universitas Lampung.  Letak penangkaran tersebut di dalam kampus Unila, tepatnya di Jln Sumantri Brojonegro, Gedung Meneng, Bandar Lampung.  Penangkaran ini pertama kali didirikan pada tahun 2004.

Penangkaran rusa yang berada di Unila ini diserahkan kepengurusannya pada Fakultas Pertanian, khususnya jurusan Kehutanan, untuk keperluan penelitian mahasiswa kehutanan.  Penangkaran dibuat sedimikan rupa menyerupai habitat asli rusa, dengan membuat hutan buatan di dalam penangkaran tersebut.  Penangkaran dikelilingi oleh pagar besi yang ditengahnya terdapat danau. Luas dari penangkaran ini kurang lebih 1 ha.

Pada awal perintisannya, penangkaran rusa memiliki dua rusa bernama Tamrin dan Sari berupa jenis rusa sambar, yang diperoleh dari Hotel Kartika Bandar Lampung. Namun keduanya mati dalam penangkaran ini karena sakit. Setelah di cek oleh para ahli ditemukan plastik seberat 4 kg di rumennya. Setelah itu pada tanggal 1 Desember 2004, masuk lagi 3 ekor rusa jenis rusa sambar bernama Lingga, Bimbi dan dan Kiki yang akhirnya dapat berkembang biak di dalam penangkaran.

Lina sempat melahirkan anak pertamanya pada tahun 2005 sebelum dipindahkan ke Riau. Pada tahun 2007 Bimbi melahirkan anak ketiganya yang di beri nama Farida dan anak keempatnya di tahun 2008 yang diberi nama Zaidi, dan anak kelimnya di tahun 2009 dan diberi nama Bima. Ditahun yang sama Bimo lahir dari indukan yang lain, di susul dengan kelahiran Danang dan Agung.  Populasi rusa sambar di penangkaran Unila semakin tinggi.

Kemudian penangkaran Unila mendapatkan sumbangan atas kerjasama Unila dengan pihak terkait. Rusa timor ini didatangkan dari GMP sebagai sumbangan untuk menambah biodiversitas di penangkaran baru baru ini.  Jenis yang di sumbangkan berupa jenis Rusa Timor yang penampangannya lebih kecil dibandingkan dengan tubuh rusa sambar. Rusa ini di tempatkan di tempat yang sama dengan rusa sambar namun dipisahkan oleh pagar.  Pemisahan tersebut berguna untuk proses adaptasi dan perkenalan antara jenis lama dan jenis baru di penangkaran ini.

Jumlah yang diberikan oleh GMP ada 6 ekor rusa timor.  Pada awalnya, salah satu rusa timor yang baru tiba mengalami stress, sehingga berlarian terus memutari kandang selama beberapa hari ketika melihat orang disekitarnya.  Sejak datangnya rusa tersebut Sutiknolah yang bertugas merawat rusa – rusa tersebut.  Perawatan meliputi pemberian pakan dan pembersihan kandang.  Pemberian makan di lakukan dua kali sehari, yaitu pagi dan sore hari. 

Rusa rusa yang ada di penangkaran tersebut diberi nama sesuai dengan nama nama mahasiswa kehutanan.  Mahasiswa kehutanan akan memberikan nama sesuai namanya jika kebetulan menjumpai rusa kecil yang baru saja dilahirkan.  Mahasiswa tersebut biasanya menjumpai bayi rusa saat sedang melaksanakan praktikum atau penelitian di dalam penangkaran rusa tersebut.  Untuk masuk kedalam penangkaran rusa tersebut, membutuhkan izin dari pengelola, jadi tidak sembarang orang dapat masuk dan berinteraksi dengan rusa rusa tersebut.

Larangan berinteraksi dengan rusa juga banyak di pasang disekeliling pagar penangkaran, berupa kalimat peringatan untuk tidak memberi makan satwa liar.  Larangan tersebut di buat karena tujuan dari penangkaran ini adalah agar rusa rusa tersebut kembali ke sifat alamiahnya, setelah sekian lama berinteraksi dengan manusia dan lebih jinak.  Pemberian makan yang diatur jumlah dan jamnya tersbut juga dimaksudkan untuk mengembalikan pola hidup rusa agar kembali ke sifat aslinya, namun semuanya membutuhkan proses yang panjang, karena walaupun sudah dilarang ternyata masih banyak pengunjung yang nekad memberikan makan rusa rusa tersebut.  Makanan yang diberikan terkadang tidak sesuai dan ditakutkan akan mengubah prilaku rusa. Makanan – makanan tersebut diantaranya seperti kerupuk, ciki dan lain sebagainya.


Hal tersebut sangat membahayakan bagi rusa, karena dapat mengubah pola hidupnya. Rusa sebenarnya merupakan salah satu hewan nokturnal yang aktif pada malam hari, namun prilakunya berubah selama ini karena dekat dengan kehidupan manusia, hal tersebut juga terbukti oleh hasil hasil praktikum yang dilakukan oleh para mahasiswa kehutanan, berupa perilaku satwa liar.  Rusa banyak makan di siang hari walaupun merupakan hewan nokturnal.

Tidak ada komentar