Breaking News

Ketika Tekad Membulad Part 2




Setelah satu bulan lebih aku mengandalkan tebengan temanku, aku mulai merasa malu.  Akhirnya kusempatkan untuk bekerja di sabtu dan ahad.  Namun hasil kerjaku hanya cukup untuk uang transportasi, jadilah aku menambah pengalaman kerja ku di beberapa tempat.  Aku pernah menjadi koki, asisten tukang jahit, pembina pramuka, pengajar privat sampai berdagang dipasar.  Semua pekerjaan itu pernah aku lakukan semasa SMA dulu.

Pada awalnya mungkin aku meratapi, ah kenapa hidupku harus penuh dengan kerja keras. Aku rindu berkumpul bersama teman teman ku, mengikuti kegiatan ini dan itu atau sekedar ke kantin duduk duduk saat istirahat.  Namun saat ini aku mesyukuri apa yang ku peroleh saat itu.  Setidaknya aku lebih bisa survive hidup  dalam kondisi apapun. 

Dulu aku banyak menghabiskan jam istirahatku di perpustakaan, dimushola atau dikelas.  Tidak sobat, aku tidak tidur di ke tiga tempat itu, yah pernah si tidur tapi hanya sesekali, mungkin kalau untuk tidur di waktu istirahat, kelas adalah tempat yang nyaman dibandingkan mushola dan perpustakaan. 

Kenapa aku sering ke mushola?, sebenarnya aku saat itu menjabat sebagai bendahara rohis ulul albab, rohis sma n 1 sekampung.  Aku juga menjadi ketua pengurus taman baca rohis ulul albab yang lokasinya ada di salah satu ruangan di mushola yang dulu digunakan sebagai gudang. Kami berhasil menyulap gudang kotor itu dan memenuhinya dengan buku buku.  Jadilah mushola tempat nongkrong yang asik untuk ku.

Sebagai bendahara, aksesku untuk membeli buku lumayan tinggi. Semua kebijakan dari jenis buku yang akan dibeli, budget buku semuanya terserah padaku, yah walaupun itu harus melalui persetujuan ketua rohis dan pembina rohis, namun mereka terkadang menyetujui list buku yang aku tulis ahehehehe.  Ada satu rahasia, yah mungkin ini sedikit dosa kali ya, aku pernah menyelipkan satu judul buku yang sebenarnya tidak terlalu penting untuk kami anak SMA.  Buku itu berjudul “nikmatnya pacaran setelah pernikahan” #gubrak hahahaha.

Duh, dosa gak ya? Pasalnya kuselipkan judul buku itu diantara buku buku kerohanian yang akan dibeli tanpa sepengetahuan ketua atau pembina.  Ya Allah ampuni hamba...!!

Entahlah saat ini seperti apa bentuk taman baca di mushola ulul albab. Sejak aku lulus dari sana, hanya sekali aku datang lagi untuk berbagi cerita mengenai perjalanan ku mendapatkan beasiswa.


Tidak ada komentar