Asrinya PPKAB (Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol)
Foto Keasrian PPKA Bodogol yang diambil di
lokasi pengamatan (dokpri)
PPKA
Bodogol merupakan salah satu zona pemanfaatan Taman Nasional Gunung Gede
Pangrango (TNGGP) yang digunakan sebagai lokasi pendidikan konservasi alam,
penelitian dan kawasan ekowisata terbatas.
Sobat
Rimba mungkin ada yang masih bertanya tanya, apa itu ekowisata??
Ekowisata
atau Ekoturism merupakan salah satu bentuk pariwisata yang mengedepankan aspek
lingkungan dan konservasi alam. Jadi keberadaan ekowisata ini diharapkan dapat
meminimalisir dapat negatif dari pariwisata. Sobat Rimba berwisata sambil
belajar namun tetap menjaga lingkungan. Jadi ada misi dibalik liburan kita.
Nah,
ekowisata terbatas sedikit berbeda dengan ekowisata. PPKA Bodogol menerapkan ekowisata
terbatas. Yaitu, ekowisata dimana ada
pembatasan jumlah pengunjung yang diperbolehkan memasuki kawasan setiap
harinya. Jadi tidak menumpuk di dalam
kawasan dan mengganggu satwa yang ada di dalamnya.
Gimana??
Sudah lebih tahu kan?
Sekarang
yuk kita kenali PPKA Bodogol lebih dekat.
PPKA
Bodogol terletak di Benda, Cicurug, Sukabumi, Jawa Barat. Jika kita datang dari
Sumatera, maka rute yang terbaik adalah melalui Tol Jagorawi lalu menuju Jalan
Raya Danau Lido. Jika Sobat Rimba
menggunakan kendaraan pribadi, pengelola menyarankan untuk menitipkan kendaraan
di kantor CI-Lido, lalu staff akan mengantarkan menggunakan four wheel drive
dengan biaya Rp. 400,000-/ per mobil (max. 6 orang/pulang pergi).
Berhubung
saya datang bersama rombongan bis, maka staf mempersilakan bis masuk hingga
area pembangunan lapangan golf (sekarang mungkin sudah jadi lapangannya :D). Kami lalu melanjutkan dengan berjalan
kaki. Kami berjalan cukup jauh kurang
lebih 30 sampai 40 menit jalan santai. Namun saya jamin lelah Sobat Rimba akan
hilang, karena pemandangan selama perjalanan yang indah, juga udara yang
sejuk. Saya sarankan Sobat Rimba untuk
datang pada pagi hari, agar bisa saling menyapa dengan masyarakat yang tinggal
di desa penyangga yang tentunya ramah ramah.
Sesampainya
di pintu gerbang masuk resort PPKA Bodogol, Sobat Rimba akan di sambut oleh
papan peringatan
dan peraturan yang harus ditaati saat akan memasuki area konservasi ini. Dari
sinilah pemandangan hutan alam mulai terasa. Pohon – pohon besar yang
berasosiasi dengan berbagai jenis liana berderet disepanjang jalan. Pemandangan
tersebut akan menemani langkah kita hingga gapura selamat datang di PPKA
Bodogol.
Berpose di depan gapura selamat datang (dokpri)
Jika
beruntung, sesampainya di resort Sobat Rimba akan disambut dengan suara suara
satwa yang tinggal di PPKA Bodogol tersebut. Saat kami tiba diatas, jam sudah
menunjukkan pukul 8.20. Ini adalah waktu
satwa satwa kembali kepohon tidurnya setelah sepagian mencari makan. Kami sangat
beruntung dapat berjumpa dengan rombongan monyet ekor panjang dan owa jawa. Saat itu terdapat 4 ekor monyet ekor panjang
dan satu owa jawa yang terlihat bergantungan dari satu dahan pohon ke pohon yang lain sambil membuat
keributan. Keberuntungan saya dan rombongan ternyata masih berlanjut. Terlihat satu
keluarga Owa Jawa yang berjumlah empat ekor, sedang bermain di pohon tidurnya, satu
diantaranya masih bayi, dan sedang bergelayutan diperut induknya.
Owa Jawa
adalah salah satu jenis kera yang cenderung monogami, artinya Owa Jawa
cenderung hanya akan memiliki satu pasangan seumur hidupnya (hmmmmm setia
banget ya!). Owa Jawa hidup berkeluarga.
Dalam satu keluarga terdapat paling banyak 5 hingga 6 ekor Owa Jawa, dan paling
sedikit terdapat sepasang Owa Jawa dalam satu keluarga. Dalam suatu komunitas
owa jawa, terdapat satu pimpinan tertinggi yang bertindak sebagai raja. Raja
Owa Jawa memiliki keistimewaan dibandingkan Owa Jawa yang lainnya. Raja dapat
mengawini semua betina di kelompoknya. Namun, raja sewaktu waktu dapat
digulingkan dengan kudeta dari kelompoknya (aaah, jadi inget zaman kerajaan).
Calon raja akan berkelahi dengan raja saat itu. Pertarungan dengan hasil akhir
siapa yang menang, akan menjadi raja selanjutnya.
Owa Jawa sedang beristirahat di pohon tidurnya
(dokpri).
Owa Jawa
yang menjadi primadona kawasan ini saat ini hanya tinggal 40 ribu ekor. Satwa
jenis kera ini merupakan jenis endemik dan hanya ada di Jawa Tengah sampai
pegunungan tinggi dieng dan Jawa Barat.
Keberadaan Owa Jawa yang terus menurun jumlahnya disebabkan oleh banyak
faktor, diantaranya perburuan liar dan alih fungsi lahan.
Setelah
berisirahat, saya beserta rombongan di bagi ke dalam 7 kelompok. Setiap kelompok di dampingi satu intrepeter
yang membawa kami menyusuri jalur intrepeter sambil menjelaskan berbagai flora
fauna dan fasilitas yang ada di sepanjang jalur intrepeter. Perjalanan kami di
mulai dari pengenalan peta lokasi dan notice.
Pengenalan lokasi dan jalur intrepetasi
PPKA Bodogol melalui peta (dokpri).
Notice saat
akan memasuki kawasan interpretasi (dokpri).
Sambil
berjalan, intrepeter menjelaskan bahwa PPKAB memiliki dua jenis hutan dalam
kawasannya. Yaitu hutan heterogen dan hutan homogen. Hutan heterogen yang ada
dalam kawasan ini merupakan ekosistem asli hutan hujan tropis, walaupun
terdapat satu jenis kayu yang berasal dari luar daerah yang telah berasosiasi
dan menjadi salah satu bagian komunitas yang tidak terpisahkan. Kayu tersebut
adalah kayu afrika yang saat ini menjadi salah satu sumber makanan bagi Owa
Jawa. Kayu ini awalnya digunakan sebagai reboisasi di area perluasan Taman
Nasional, kemudian tersebar berkat bantuan berbagai satwa yang tinggal
didalamnya, salah satunya Owa Jawa.
Hutan ini memiliki keanekaragaman yang lebih tinggi karena jenis pohon
yang beranekaragam dan struktur tajuknya yang mendukung sebagai rumah bagi
berbagai satwa liar.
Jenis
hutan kedua adalah hutan homogen yang hanya terdiri dari satu jenis pohon. Area
hutan ini merupakan bekas PT Perhutani yang diserahkan ke pemerintah atas
perintah Presiden Megawati untuk proyek perluasan Taman Nasional. Mayoritas tumbuhan
yang ada di hutan ini adalah pinus. Sedangkan jenis satwa yang banyak ditemukan
diareal bekas perhutani ini adalah ular cabe, yang bentuknya lebih kecil dibandingkan dengan
ular jenis lain. Ekor ular cabe berwarna merah, dan ular ini memiliki bisa yang
hampir setara dengan bisa ular kobra. Sereeeeeem...!!!!!
Fasilitas
yang ditemukan disepanjang jalur intrepetasi adalah fasilitas pengamatan baik
untuk pengamatan burung maupun pengamatan Owa Jawa. Tempat pengamatan ini
disebut catwalk.
Foto Catwalk (dokpri)
Foto saya bersama beberapa teman dalam
rombongan di catwalk (dokpri).
Selain catwalk
ada juga canopy trail yang memiliki panjang lintasan 100 meter dengan
ketinggian rata – rata 20 meter dari lantai hutan. Canopy trail ini
memiliki fungsi yang sama dengan catwalk.
Khusus fasilitas canopy trail sudah di perbaharui. Kini sudah
ditopang dengan kawat baja, bukan lagi bertumpu pada canopy pohon. Hal
ini dimaksudkan untuk mengurangi resiko pohon roboh dan masa renovasi yang
dapat lebih lama. Jumlah orang yang dapat melintasi canopy trail ini
dibatasi 5 orang saja untuk sekali jalan. Jadi ketika sobat rimba datang
bersama rombongan, sobat rimba harus bergantian untuk melintasinya. Karena
keterbatasan beban muatan, dan mengurangi resiko jembatan terputus.
Peraturan saat akan melintasi canopy trail (dokpri).
Aku
ingin memberi pengakuan.
Pose beberapa teman di canopy trail (dokpri)
Oke, itu
foto mereka, dan ini foto ku saat melintasi canopy trail LLL
Foto ketika aku hampir terduduk karena canopy
trail bergoyang saat di lintasi.
Oke,
mari kita tinggalkan canopy trail !!!
Intrepeter
mengajak kami melanjutkan perjalanan dan memperkenalkan banyak jenis flora maupun
fauna yang ada di PPKA Bodogol. Sebagai anak jurusan kehutanan, aku sangat senang
mendengar masih adanya satwa kunci di PPKA Bodogol ini selain Owa Jawa. Mereka
adalah, Macan Tutul dan Elang Jawa. Keberadaan
mereka menjadi indikator bahwa kawasan PPKA Bodogol masih sangat terjaga.
Selain
satwa, banyak juga jenis tumbuhan yang ditemukan disepanjang jalur intrepetasi
kawasan PPKAB ini diantaranya adalah, paku pakuan yang sangat banyak jenisnya.
Selain paku – pakuan di PPKAB juga terdapat pohon raksasa yang canopinya tumbuh
menembus canopy pohon pohon yang lain, sehingga tampak tumbuh tidak normal.
batangnya yang ditumbuhi banyak cabang dan berdaun rimbun sangat cocok untuk
tempat tinggal berbagai satwa. Namun, jenis jenisnya banyak menjadi korban
pembalakan liar. Salah satu jenis pohon ini adalah Pohon Rasamala.
Selain
pohon raksasa, di PPKAB juga terdapat pohon tertinggi, pohon dengan batang
tertebal, pohon terbesar dan pohon tertua.
PPKAB
juga kaya akan jenis tanaman rotan dan tanaman obat obatan. Diantaranya adalah
bimbin dan bangban yang dapat digunakan untuk menangani bisa ular kategori
menengah kebawah. Terlihat bahwa dalam
satu rumpun tumbuhan bangban dan bimbin terdapat perbedaan pada warna daunnya. Warna daun yang kami temukan hijau, biru, dan
ungu kemerah merahan. Menurut penjelasan dari pemandu perbedaan warna tersebut
karena pH tanah tempat tumbuh mereka berbeda, ada yang netral menghasilkan
warna daun hijau, terlalu basa mengubah warna daun lebih keburu- biruan dan
jika tanah terlalu asam akan membuat daun paku berwarna kemerahan.
Tumbuhan
lain yang berkhasiat untuk mengeringkan luka adalah harendong bulu, sedangkan
sangkore digunakan untuk obat mata.
Disekitar jalur intrepetasi kami menemukan tumbuhan merambat yang masuk
kedalam famili ficus yaitu benyin yang menjadi salah satu jenis makanan Owa
Jawa. Benyin ini tumbuh merambat dan buahnya seperti buah anggur.
Terdapat
juga tumbuhan kanar bokor yang oleh masyarakat disebut anggur hutan. Rasanya
masam dan dapat dimakan oleh manusia. Biasanya kanar bokor diolah menjadi
manisan, dan digunakan sebagai obat bisul.
Jalur
interpretasi ternyata melingkar sehingga kami akan kembali ke titik awal
keberangkatan. Setelah selesai mengitari jalur interpretasi, kami kemudian
beristirahat di resort sambil makan siang dan bercengkrama.
Bagaimana
Sobat Rimba. Tertarik untuk berkunjung?, kamu membutuhkan simaksi atau surat
izin masuk kawasan jika memang ingin berkunjung. Oh ya, mungkin di antara Sobat
Rimba ingin melakukan penelitian disana?, sangat saya sarankan, karena banyak
fasilitas penelitian yang bisa membantu sobat rimba menyelesaikan tugas akhir.
Baiklah
ketemu kembali di edisi selanjutnya.!!!
Selalu
jaga bumi kita
#salam
#rimba
!!!!
haii bloger boleh minta kontaknya? saya ingin melakukan penelitian disana ingin cari info
BalasHapus